TATA RUANG KANTOR (LAYOUT)
2.1 Pengertian Tata Ruang Kantor
Menurut  Quible (2002), Layout menjelaskan penggunaan ruang secara efektif serta  mapu memberikan kepuasan kepada pegawai terhadap pekerjaan yang  dilakukan, maupun memberikan kesan yang mendalam bagi si pegawai.
Menurut  Littlefield dan Peterson (1956), layout merupakan penyusunan perabotan  dan perlengkapan kantor pada luas lantai yang tersedia. Menurut Terry  (1966), layout sebagai proses penentuan kebutuhan akan ruang dan an  tentang penggunaan ruangan secara terperinci guna menyiapkan susunan  yang praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu untuk  pelaksanaan kerja perkantorandengan biaya yang layak.
Layout kantor yang efektif akan memberikan manfaat sebagai berikut :
a. mengoptimalkan penggunaan ruang yang ada secara fektif
b. mengembangkan lingkungan kerja yang nyaman bagi pegawai
c. memberikan kesan yang positif terhadap pelanggan perusahaan
d. menjamin efisiensi dari arus kerja yang ada
e. meningkatkan produktivitas kerja pegawai
f. mengantisipasi pengembangan organisasi di masa depan dengan melakukan perencanaan layout yang fleksibel.
Lebih  lanjut, Gustafsson (2002) menyarankan bahwa dalam perencanaan layout  organisasi seharusnya memperhatikan tren pekerjaan di masa depan, yaitu :
1.  Pekerjaan berbasis tim (work-based teams). Dewasa ini penggunaan tim  menjadi andalan organisasi dalam beradaptasi dengan lingkungan yang  berubah secara dinamis. Dengan karakter utama yang dinamis, kantor  berkonsep terbuka dan pengoptimalan penggunaan ruang rapat harus  dipertimbangkan oleh organisasi dalam perencanaan layout.
2.  Telecommuting. Meningkatnya tren pegawai yang melaksanakan pekerjaannya  di rumah atau tempat yang bukan kantor “formal”. Walaupun kebutuhan akan  ruanga kantor dapat diminimalisir, namun perlu dipertimbangkan di mana  pegawai yang dimaksud pada saat akan menghabiskan waktunya di kantor  karena atasan sedang mengajak rapat mingguan atau bulanan. Jadi ruangan  bersama yang dapat dibagi dengan telecommuter harus tetap disediakan.
3.  Hoteling. Semakin banyaknya pegawai yang tiap hari berada di lapagan  (terutama divisi penjualan) membutuhkan ruangan kantor yang optimal,  karena hanya pada saat tertentu mereka datang dan membutuhkan ruangan.
2.2 Manfaat Tata Ruang Kantor
Tata  ruang kantor yang baik akan bermanfaat bagi organisasi yang  bersangkutan dalam menyelesaikan pekerjaan. Pada pokoknya akan diperoleh  keuntungan– keuntungan sebagai berikut :
a. Mencegah penghamburan tenaga dan waktu  para pegawai karena berjalan bolak-balik yang seharusnya tidak perlu.
b. Menjamin kelancaraan proses pekerjaan yang bersangkutan.
c.  Memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efisien, yaitu suatu lantai  tertentu dapat dipergunakan untuk keperluan yang sebanyak–banyaknya.
d. Mencegah para pegawai di bagian lain terganggu oleh publik yang akan menemui suatu bagian tertentu.
Dalam  menyusun ruang kerja perkantoran, ada beberapa tujuan yang dicapai.  Tujuan itu merupakan pula syarat yang seharusnya dipenuhi dalam setiap  tata ruang kantor yang baik. Tujuan yang seharusnya dijadikan pedoman  ialah :
a. Pekerjaan di kantor itu dalam proses pelaksanaannya dapat menempuh jarak yang sependek mungkin
b. Rangkaian aktivitas tata susaha dapat mengalir secara lancar
c. Segenap ruang dipergunakan secara efisien untuk keperluan pekerjaan
d. Kesehatan dan kepuasan bekerja para pegawai dapat terpelihara
e. Pegawasan terhadappekerjaan dapat berlangsung secara memuaskan
f. Pihak luar yang mengunjungi kantor yagn bersangkutan mendapat kesan yang baik tentang organisasi
g. Susunan tempat kerja dapat dipergunakan untuk berbagai pekerjaan dan mudah diubah sewaktu–waktu diperlukan
Geoffry  dan Mills dan Oliver Standingford menegaskan bahwa berbagai tujuan  penyusunan tata ruang yang baik bagi suatu kantor ialah :
a. Persyaratan peratutan perundang–undangnya dipenuhi
b. Ruang dipergunakan sampai manfaat yang terbesar
c. Pelayanan–pelayanan tersedia sepanjang diperlukan tenaga listrik, telepon  dan lain–lain
d. Persyaratan kerja yang baik disediakan bagi setiap orang
e. Pengawasan dapat melihat para petugas sedang bekerja
f. Rasa kesatuan dan kesetiaan terhadap kelompok kerja dipelihara
g. Komunikasi dan arus kerja diperlancar
h. Lalu lintas para petugas tata usaha diantara meja dan almari arsip dipisahkan
i. Saling mengganggu di antara para juru tata usaha dihindarkan
j. Kebebasan diri dan keamanan diusahakan sepanjang perlu
2.3 Asas Tata Ruang Kantor
Richard  Muthler mengemukakan 6 asas mengenai pokok tata ruang pabrik yang  terbaik. Walau asas asas diperuntukkan bagi tempat kerja yang tugasnya  menghasilkan suatu barang, namun dengan penyesuaian seperlunya dapatlah  beberapa diantaranya dijadikan dasar bagi tata ruang kantor. Beberapa  asas itu diantaranya ialah :
a. Asas mengenai jarak terpendek
Dengan  tidak mengabaikan hal–hal khusus, suatu tata ruang yang terbaik ialah  yang memungkinkan proses penyelesaian sesuatu pekerjaan menempuh jarak  yang terpendek–pendeknya. Dalam hal ini garis lurus antara 2 titik  adalah jarak yang terpendek. Dalam menyusun tempat kerja dan menetapkan  alat–alat hendaknya asas ini dijalankan sejauh mungkin.
b. Asas mengenai rangkaian kerja
Dengan  tidak mengabaikan hal–hal khusus, tata ruang yang baik adalah yang  menempatkan para pegawai dan alat–alat kantor menurut rangkaian yang  sejalan dengan urut–urutan penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan.  Asas ini merupakan bagian dari asas mengenai jarak terpendek. Menurut  asas ini suatu pekerjaan harus senantiasa bergerak maju dari permulaan  dikerjakan sampai selesai dikerjakan, tidak ada gerakan mundur atau  menyilang. Hal ini berarti bahwa jalan yang ditempuh harus selalu  berbentuk garis lurus. Yang terpenting ialah proses itu selalu mengarah  maju ke depan menuju penyelesaian. Bentuknya dapat berupa garis bersiku  atau lingkaran atau berbentuk huruf L atau U.
c. Asas mengenai penggunaan segenap ruang
Suatu  tata ruang yang baik ialah yang mempergunakan sepenuhnya semua ruang  yang ada. Ruang itu tidak hanya yang berupa luas lantai saja (ruang  datar). Melainkan juga ruang yang vertikal ke atas maupun ke bawah. Jadi  di mana mungkin tidak ada ruagn yagn dibiarkan tidak terpakai
d. Asas mengenai perubahan susunan tempat kerja
Dengan  tidak mengabaikan hal–hal khusus, suatu tata ruang yang terbaik ialah  yang dapat diubah atau disusun kembali dengan tidak terlampau sukar atau  tidak memakan biaya yang sangat besar.
2.4 Macam Tata Ruang Kantor
Tata ruang perkantoran dapat dibedakan dalam 2 macam yaitu :
1. Tata ruang kantor terpisah
Susunan  ruangan untuk bekerja terbagi-bagi dalam beberapa satuan yang  dibagi-bagi karena keadaan gedung yang terdiri atas kamar-kamar maupun  karena disegaja dibauat pemisah buatan
2. Tata ruang kantor yang terbuka
Menurut susunan Ruangan kerja yang dipisah-pisahkan tetapi semua aktivitasnya dilaksanakan pada satu ruang besar terbuka.
2.5 Konsep Kantor Terbuka
Salah  satu keputusan strategis yang perlu diambil perusahaan dalam mendesain  layout perkantoran adalah apakah menggunakan konsep kantor konvensional  atau konsep kantor terbuka atau menggabungkan keduanya. Konsep kantor  konvensional banyak menggunakan dinding permanent yang secara tidak  langsung merefleksikan struktur organisasi yang digunakan, yaitu  birokrasi. Sedangkan konsep kantor terbuka menurut Quible (2001) lebih  mendasarkan pada konsistensi konsistensi hubungan antara tugas dan  tanggung jawab pegawai dengan ruang kantor itu sendiri. Desain layout  ini juga membantu memenuhi kebutuhan masing-masing pegawai berkaitan  dengan tugas yang harus dilakukan, alat, peralatan yang diperlukan  dengan lingkungan fisik kantor yang mendukung tugasnya. Brydone (2002)  menjelaskan konsep ini dapat meningkatkan kerja sama antarpegawai dengan  terciptanya lingkungan kantor yang mendukung komunikasi terbuka,  sehingga produktivitas pekerjaan administrasi meningkat. Wah (1998) juga  menyebutkan bahwa desain ini dapat mendorong proses kreatif yang  diharapkan dari pegawai yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat  kreatif.
Dengan berbagai kelebihannya konsep ini telah digunakan oleh  lebih dari dua pertiga kantor di dunia dan juga yang menggabungkannya  dengan konsep konvensional (Myerson, 2005). Kepopulerannya sebagian  besar didasarkan pada efisiensinya dalam melakukan perubahan layout,  walaupun masalah privasi dan gangguan suara yang didapat pegawai ketika  membutuhkan ketenangan dalam bekerja juga perlu mendapat perhatian.  Menurut Quible (2001), ada beberapa factor yang perlu diperhatikan dalam  penggunaan konsep ini :
a. Penggunaan dinding permanent yang minim
b. Penempatan masing-masing unit kerja yang akan meminimalisir terjadinya work backlogs ataupun crisscrossing pekerjaan
c.  Memberikan perhatian khusu terhadap akustik dan gangguan suara guna  menciptakan lingkungan kerja yang nyaman. Kualitas akustik dapat  dianggap baik apabila dalam jarak 15 kaki dari sumber suara tidak  mengganggu pegawai lainnya.
d. AC dan kotrol kelembaban yang terpusat akan mudah dikendalikan.
e.  Pola warna dan pengaturan furniture yang tepat akan menjadikan  lingkungan kerja kondusif bagi pegawai. Penggunaan panel maupun meja  kursi yang portable akan menyediakan privasi dan menambah estetika area  tersebut.
a. Keefektivitasan Tata Ruang Kantor Terbuka
1. Memungkinkan pengawasan yang lebih efektif terhadap segenap pegawai
2. lebih memudahkan hubungan antar para pegawai
3. Lebih memudahkan tersebarnya cahaya dan perubahan udara
4. Jika terjadi penambahan pegawai/perabot kantor, tata ruang yang terbuka lebih mudah menampungnya.
b. Kelebihan dan kekurangan
Menurut Quible (2001), beberapa kelebihan konsep ini antara lain :
1. biaya perubahan layout sangat murah dibandingkan konsep konvensional.
2. biaya instalasi pertama lebih murah dibandingkan konsep konvensional.
3. pengurangan jumlah dinding permanent dan kantor private meningkatkan penggunaan ruang yang tersedia.
4.  meningkatkan produktivitas melalui efisiensi arus kerja, meningkatkan  komunikasi, meningkatkan moral, keterlibatan emosional pegawai, serta  meningkatkan kenyamanan mereka.
5. menghemat energi
Kelemahannya konsep ini antara lain :
1. Kurang tersedianya privasi dalam ruang kantor
2. Ketidaksesuaian dengan struktur organisasi yang birokratis atau kultur budaya yang cenderung otokratis
3. Kurang efektif bagi pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi, seperti departemen administrasi keuangan.
c. Model kantor dengan konsep terbuka
1.  Landscape. Konsep ini dikembangkan oleh Quickboner Team dari Jerman dan  mulai diimplementasikan sejak tahun 1960-an dan hingga sekarang  digunakan secara missal di Jerman. Konsep ini merupakan gabungan dua  konsep berikut serta masih menyisakan penempatan tanaman sebagai  dekorasi ruangan sehingga ruangan lebih hidup.
2. Modular workstation  Unit. Karakteristik model ini adalah penggunaan komponen furniture yang  menggunakan panel untuk menciptakan ruangan kerja yang individual.
3.  Movable Cluster Workstation Unit. Konsep ini diterapkan dengan  mengelompokkan ruangan kerja menjadi kumpulan panel-panel yang  menggunakan roda bergerak, sehingga pengguna bias bebas bergerak. Model  ini menyediakan fleksibilitas dalam mengubah layout dan mendesain ulang  tempat kerja pegawai.
BAB III
LINGKUNGAN ( FISIK ) KANTOR
3.1       Dasar Penentuan Tempat
Dalam  pemilihan lokasi kantor/tempat kantor terdapat beberapa faktor yang  perlu dipertimbangkan yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut  Terry (Dalam Gie 2000) faktor–faktor yang perlu dipertimbangkan dalam  memilih tempat/lokasi kantor ialah :
a. Corak Gedung, termasuk warna gedung, ukuran, reputasi, usia, usia gedung , pelayanan yang tersedia
b.  Fasilitas gedung yaitu fasilitas fasilitas yang membuat gedung menjadi  lebih baik seperti AC, listrik, tempat parkir, jalan keluar dll
c.  Dekatnya kantor dengan perusahaan. Contohnya hubungan para pelanggan,  fasilitas pengakutan, pusat pertokoan, hotel, kantor pos, dll
d. Biaya . Semua faktor yang menimbulkan biaya tetepi dipertimbangkan biaya yang minimal
e.  Stabilitas penyewa. Bila kantor disewa perlu dipertimbangkan stabilitas  penyewaan (lama penyewaan). Perpindahan kantor sering dilakukan akan  berdampak negatif, terutama pada perusahaaan yang sudah besar.
f.  Flexsibelitas ruangan. Meliputi ruang yang memungkinkan pengaturan yang  cocok untuk bermacam–macam bagian kantor, ukuran diesign yang cocok  untuk tempat peralatan, mesin–mesin. Disini perlu diperhatikan bisa  tidaknya dilakukan perubahan–perubahan terhadap ruang itu sendiri
g. Penerangan dan ventilasi. Tiap ruangan diusahakan mendapat penerangan alam, ventilasi dan sirkulasi udara yang cukup
h.  Bebas dari kotoran dan suara gaduh. Fokusnya adalah kebersihan udara,  lingkungan dan suara gaduh, karena itu akan dapat menggangu pekerjaan  kantor
Dalam melakukan penetuan tata letak kantor diperluakan  sebuah perencanaan. Perencanaan ini sangat penting karena akan  mempengaruhi seluruh tahapan berikutnya. Dan yang jauh lebih penting  lagi adalah apakah layout membuat kerja berlangsung secara efektif dan  efisien. Sebagian besar tahapan ini adalah untuk menilai apa yang  dibutuhkan oleh organisasi melalui proses pengumpulan informasi,  kemudian ditransformasikan dalam bentuk gambar dan akhirnya ke dalam  bentuk layout yang aktual. Menurut Quible (2001), ada beberapa faktor  yang harus diperhatikan, antara lain :
a. Tugas pegawai. Jenis tugas  dan tingkat otonomi yang dimiliki pegawai akan mempengaruhi penggunaan  jenis fasilitas kantor yang dibutuhkan guna pengoptimalan kinerja  mereka. Namun mengingat lingkungan yang selalu berubah hendaknya  perencanaan layout juga mempertimbangkan faktor fleksibilitas sehingga  layout mudah diubah sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam beradaptasi  dengan lingkungan.
b. Arus kerja. Analisis arus kerja (work-flow)  dengan mengacu pada pergerakan informasi dan tugas secara horizontal  atau vertical terutama sangat diperlukan dalam perancangan layout.  Menurut Gie (2000), Arus kerja yang efisien akan menempatkan pegawai dan  peralatan dengan pola garis lurus informasi, sehingga akan  mengeliminasi backtracking maupun crisscrossing pekerjaan.
c. Bagan  organisasi. Ketika arus kerja berlangsung secara vertical, bagan  organisasi akan menggambarkan rentang wewenang masing-masing anggota  organisasi. Hal ini juga akan mengidentifikasi hubungan kerja antar  pegawai dilevel yang sama dan membantu dalam menjelaskan lokasi yang  tepat bagi pegawai maupun unit kerja.
d. Proyeksi kebutuhan tenaga  kerja di masa datang. Menjelaskan berapa luas area yang dibutuhkan jika  perusahaan akan melakukan perluasan atau pengurangan di masa depan.
e.  Jaringan komunikasi. Analisis bentuk interaksi maupun media yang  digunakan untuk berkomunikasi yang dilakukan oleh pegawai maupun  departemen sangat membantu dalam perancangan layout kantor. Semakin  tinggi frekuensi hubungan yang dilakukan maka semakin dekat ruanganya.
f.  Departemen dalam organisasi. Banyak perusahaan mengelola kantornya  bedasarkan fungsi, terutama departemen yang berpengaruh terhadap  keputusan penempatan ruang kerja yang biasanya ditetapkan berdasarkan  arus kerja diantara mereka.
g. Kantor publik dan privat. Pada masa  lalu penggunaan kantor private akan menunjukkan prestisse dan status  suatu perusahaan atau organisasi di mata masyarakat. Namun, pemanfaatan  kantor sekarang lebih mengarah pada pemakaian kantor bersama, karena  biaya pengoperasian kantor lebih murah.
h. Kebutuhan ruang. Beberapa  faktor yang dapar menjelaskan ruangan minimum yang dibutuhkan oleh  pegawai adalah pegawai yang membutuhkan peralatan dalam melaksanakan  tugasnya akan membutuhkan ruangan yang lebih besar dibandingkan yang  tidak.
i. Pertimbangan keamanan. Pada dasarnya, desain dan layout  kantor memfasilitasi pergerakan pegawai dari satu area ke area yang  lain. Perencanaan tersebut harus dapat membuat pegawai bergerak secara  mudah tanpa terhambat.
j. Pembiayaan ruang perkantoran. Dapat  diaktakan bahwa investasi perusahaan dalam ruang kantor melebihi  investasinya di bidang SDM, dimana hubungan positif dari keduanya sangat  dibutuhkan.
3.2 Prinsip layout yang efektif
Menurut Martinez  (1990) dan Quible (2001), ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan  guna mendesain layout kantor yang efektif, antara lain :
1. Menganalisis hubungan antara peralatan, informasi, dan pegawai dalam arus kerja
2.  Mengondisikan arus kerja agar bergerak dalam bentuk garis lurus dan  meminimalisir kemungkinan terjadinya crisscrossing dan backtacking.
3. Pegawai maupun tim, kerja yang melakukan pekerjaan serupa harus ditempatkan dalam area yang berdekatan
4. Pegawai maupun divisi yang berhubungan dengan public harus ditempatkan berdekatan dengan pintu masuk kantor.
5. Pegawai maupun tim kerja yang membutuhkan konsentrasi harus ditempatkan diruang kerja yang suasananya lebih tenang.
6.  Alokasi ruang harus berdasarkan posisi, pekerjaan yang dilakukan, dan  peralatan khusus yang diperlukan masing-masing individu.
7. Furniture dan peralatan harus sesuai dengan kebutuhan.
8. Lorong harus nyaman dan lebar untuk mengantisipasi pergerakan yang efisien dari pekerja.
9. Pertimbangan keamanan harus diberikan prioritas tinggi
10. Area terbuka yang besar lebih efisien dibandingkan ruang kecil yang tertutup.
11. Provisi yang tepat bagi pencahayaan, dekorasi AC, kelembaban dan kontrol suara
12. Memperhatikan kebutuhan perluasan kantor di masa datang.
13. Pekerjaan harus datang pada pegawai bukan sebaliknya.
3.3 Area khusus
Ada beberapa area khusus yang harus diperhatikan dalam merencanakan layout perkantoran, yaitu :
a.  Reception area. Area ini sangat berpengaruh dalam menciptakan kesan  pertama terhadap suatu organisasi. Kesan pertama yang baik akan  berdampak positif dengan meningkatnya citra perusahaan di masyarakat,  dan sedikit banyak akan berpengaruh pada kinerja perusahaan..Pegawai  sebagai pelanggan internal perusahaan, akan merasa nyaman kerja di  kantor sehingga produktivitas meningkat, sementara pelanggan akan  meningkat kepuasannya karena ruang yang representative.
b. Ruang  konferensi. Ruang ini semakin dibutuhkan dewasa ini karena penggunaan  tim kerja yang semakin meningkat akan membutuhkan tempat diskusi atau  rapat yang representatif. Kondisi ini sejalan dengan makin mahalnya  biaya penyediaan ruang kantor sehingga keberadaanya ruang ini dapat  dioptimalkan, apalagi jika perusahaan menggunakan kantor yang  menggunakan konsep ruang kantor terbuka.
c. Ruang computer. Perawatan  ruang ini harus diperhatikan secara cermat karena harus benar-benar  terlindung dari bahaya kebakaran dan menjaga agar hardwere serta  software yang dibeli aman serta dapat bermanfaat sebagaimana mestinya..  dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat proyeksi kebutuhan akan  computer dan peralatan lain yang berhubungan juga patut diperhatikan.
d.  Ruang persuratan. Ruang ini merupakan pusat komunikasi, terutama jika  perusahaan masih menggunakan dokumen dalam bentuk kertas. Oleh karena  itu sebaiknya ruangan ini ditempatkan berdekatan dengan ruangan penerima  disuatu gedung, bahkan lebih baikjika terletak di pusat kantor. Umumnya  terdiri dari tiga area :
i. Area penerimaan, dimana surat akan diterima, dicatat dan diteruskan pada area seleksi.
ii. Area seleksi, di mana surat dipilih dan siap untuk didistribusikan kepada pihak yang dituju.
iii. Area surat keluar, di mana surat keluar biasanya distempel, diberi nomor, dan sebagainya sebelum dikirim ke pihak luar.
e.  Ruang panggandaan. Ruang ini biasanya dipakai untuk layanan fotokopy  dan printer dengan kecepatan tinggi. Sebaiknya terletak di tempat yang  bias diakses oleh mayoritas pengguna layanan ini.
f. Area pusat  penyimpanan. Dengan memperhatikan aksesibilitas bagi semua pihak dalam  mendapatkan informasi yang diinginkan, sebaiknya ruangan initerletak di  pusat aktivitas kantor sehingga semua anggota organisasi mudah  mengaksesnya.
3.4 Meyiapkan Tata Ruang Kantor
Setelah  menyelesaikan riset dan analisis, manajer administrasi disarankan untuk  membuat model hasil analisis dan rekomendasi perancangan ruang kantor.  Model yang telah dibuat dapat dikomunikasikan kepada pegawai yang akan  menggunakan, apakah desain kantor baru tersebut dapat ditrerima oleh  pegawai yang dimaksud dan saran apa yang dapat diakomodasikan dalam  perancangan ruang kantor tersebut. Hal ini sesuai dengan saran Brydone  (2002), bahwa perancangan ruang kantor baru harus mendapatkan tanggapan  yang positif dari pegawai yang akan menempati ruangan tersebut. Langkah  pertama adalah melakukan penskalaan dan letak setiap peralatan serta  furniture yang menggunakan skala yang sama. Ada beberapa alat yang bisa  digunakan :
a. Templates.
Terdiri atas versi skala kecil dari furniture dan peralatan kantor yang biasanya terbuat dari plastic atau kertas.
b. Cutouts
Terbuat dari kertas maupun plastic yang dilekatkan, juga merupakan versi skala kecil furniture dan peralatan kantor.
c. Plastic Models.
Versi kecil dari furniture dan peralatan kantor yang berupa model tiga dimensi yang dapat diletakkan di lantai perencanaan.
d. Magnetic Boaard.
Yang terdiri dari model yang bermagnet dan biasa dilekatkan di papan perencanaan..
e. Computer Aided Desain(CAD)
Penggunaan  program computer (CAD) dalam membuat layout kantor yang memungkinkan  tampilan tiga dimensi kantor. CAD semakin memudahkan diskusi yang  dilakukan antara desainer, kontraktor, dan manajer kantor yang melakukan  perencanaan dan pembangunan kantor perusahaan. Kita juga bias membuat  kantor secara virtual dengan bantuan game computer, misalnya Simulations  dengan gambar.
3.5 Standar Ruang Kantor
Setiap kantor  mempunyai persyaratan lingkungan fisik yang harus diperhatikan dan  diatur sebaik baiknya oleh setiap manajer perkantoran yang modern.  Sebagai contoh di negara Inggris dalam 1963 telah ditetapkan undang  undang mengenai kantor (THE OFFICE ACT) yagn antara lain menetapkan  prsayratan atau stadar yang harus dimiliki oleh setiap ruang kantor.
Standar itu meliputi hal hal sebagai berikut :
a. Kebersihan
Bangunan, perlengkapan, dan perabotan harus dipelihara bersih
b.  Luas ruang kantor tidak boleh dijejal dengan pegawai. Ruang kerja harus  menyediakan luas lantai 40 square feet sama dengan 3.7 m2 untuk setiap  petugas
c. Suhu Udara
Temperatur yang layak harus dipertahankan dalam ruang kerja ( minimum 16 C = 61F)   
d. Ventilasi
Peredaran udara segar atau udara yang telah dibersihkan harus diusahakan dalam ruang kerja
e. Penerangan Cahaya
Cahaya alam / lampu yang cocok dan cukup harus diusahakan, sedang perlengkapan penerangan dirawat dengan seharusnya 
f. Fasilitas kesehatan
Kamar kecil, tolitet, dan sejenisnya harus disediakan untuk para petugas serta terpelihara kebersihannya
g. Fasilitas Cuci
Ruang Cuci muka / tangan dengan air hangat dan dingin berikut sabun dan handuk harus disediakan untuk secukupnya. 
h. Air minum
Air bersih untuk keperluan minum petugas harus disediakan melalui pipa / tempat penampungan khusus 
i. Tempat pakaian
Dalam  kantor harus disediakan temapt untuk menggantungkan pakaian yang tidak  dipakai petugas sewaktu kerja dan fasilitas untuk mengeringkan pakaian  yang basah
j. Tempat duduk
petugas harus disediakan tempat duduk untuk keperluan bekerja dengan sandaran kaki bila perlu
k. Lantai, gang , dan tangga
Lantai  harus dijaga agar tidak mudah orang tergelincir, tangga diberi pegangan  untuk tangan, dan bagian–bagian yang terbuka diberi pagar
l. Mesin
Bagian mesin yang berbahaya harus diberi pelindung dari petugas yane memakainya harus cukup terlatih
m. Beban berat
Petugas tidak boleh ditugaskan mengangkat , membawa atau memindahkan beban berat yang dapat mendatangkan kecelakaan
n. Pertolongan pertama
Dalam  ruang kerja harus dissediakan kotak / lemari obat untuk pertolongan  pertama maupun seseorang pegawai yagn terlatih memberikan pertolongan  itu
o. Penjagaan kebakaran
Alat pemadam kebakaran dan sarana untuk  melariakn dari bahaya kebakaran harus disediakan secara memadai  termasuk lonceng tanda bahaya kebakaran
p. Pemberitahuan kecelakaan
Kecelakaan  dalam kantor yagn menyebakan kematian atau absen petugas lebih dari 3  hari harus dilaporkan kepada pihak yang berwajib
Demikianlah sekedar  contoh mengenai beberapa ketat dan lengkap persyaratan minimum yang  harus dipenuhi oleh suatu kantor di negara maju saat ini.
3.6 Faktor Yang Berhubungan Dengan Standar Tata Ruang Kantor
Selain  standart ruang kantor tersebut pula hal penting yang mempengaruhi  efesinsi dalam pekerjaan perkantoran akan diuraikan lebih lanjut.
1. Cahaya.
Cahaya  penerangan yang cukup baik dan memancar dengan tepat akan menambah  efesiensi kerja para pegawai, karena mereka dapat bekerja dengan lebih  cepat, sedikit membuat kesalahan, dan matanya tidak lekas lelah. Banyak  ketidak beresan perkerjaan kantor disebabkan penerangan yang buruk,  misalnya ruang terlampau gelap atau pegawai harus bekerja dibawah  penerangan yang menyilaukan.
Cahaya yang abadi / permanen ialah  matahari dan cahaya buatan seperti lampu-lampu. Menurut penelitian  cahaya matahari mampu menembus 6-7,5 meter dalam ruangan. Oleh karena  itu sering digunakan cahaya lampu untuk mengatur penerangan dalam suatu  kantor.
Cahaya penerangan buatan manusia terbagi 4 yaitu
a. Cahaya langsung seperti lampu-lampu
b. Cahaya setengah langsung biasanya dibuat penopang lampu dengan kaca
c. Cahaya setengah tak langsung
d. Cahaya tak langsung. penerangan lampu yang terbaik adalah cahaya tak langsung karena akan memelihara kesejukan mata.
2. Warna
Bersama  dengan cahaya, warna merupakan faktor yang penting untuk memperbesar  efisiensi kerja pegawai. Khususnya warna akan mempengaruhi keadaan jiwa  mereka. Dengan memakai warna yang tepat pada dinding ruang dan alat alat  lainnya, kegembiraan dan ketenangan bekerja para pegawai akan  terpelihara. Selain itu, warna yang tepat juga akan mencegah kesilauan  yang mungkin timbul karena cahaya yang berlebihan. Menurut ahli ada 3  warna pokok yaitu:merah, kuning dan biru.
a. Merah yaitu menggambarkan panas dan kegemparan pekerja, dapat menimbulkan emosi
b. Kuning yaitu menggambarkan kehangatan matahari, merangsang mata dan syaraf, dapat menimbulkan perasaan riang gembira
c.  Biru yaitu menggambarkan kelembutan langit dan samudra, menyejukkan,  keleluasaan, dan ketentraman. Pengaruh warna biru dapat mengurangi  ketegangan otot-otot tubuh dan tekanan darah.
Menurut penelitian warna-warna yang digunakan dengan gedung perkantoran yaitu :
88% warna putih
88% campuran warna putih dan hijau
83 % warna abu-abu
81 % warna gading
Warna  yang tepat untuk suatu kantor tergantung pada macam dan sifatnya  pekerjaan di kantor yang bersangkutan. Jika pekerjaan membutuhkan  ketenangan sebaiknya dipakai warna biru pada dinding kantor. Jika  pekerjaan merupakan produktivitas diperlukan warna putih.
3. Udara.
Manfaat  pemasangan sistem yang dapat menjaga kondisi udara yang baik dan stabil  akan lebih berharga dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan. Apabila  tingkat kenyamanan pegawai ditingkatkan, tingkat produktivitas mereka  akan dapat ditingkatkan dan efesiensi dapat dimaksimalkan.  Ketidakhadiran juga dapat dikurangi dan pada beberapa kasusu kesehatn  pegawai diharapakan membaik, sehingga biaya kesehatan yang ditanggung  perusahaan dapat diminimalkan .
Udara untuk AC di ruangan kantor biasanya dipakai 270 C, usaha-usaha yang dibuat yaitu :
a. Mengatur suhu udara dalam ruang kerja dengan alat AC atau kipas angin
b. Mengusahakan sebanyak mungkin peredaran udara dalam ruangan kerja
c. Mengatur pemakaian kerja yang dipakai oleh para pekerja
4. Suara
Untuk  mengatasi suara yang sering mengurangi efesiensi kerja pegawai,  hendaknya dipaerhatikan letak alat alat kantor. Usaha lain yang dapat  dijalankan dalam kamar yang memakai alat gaduh ialah pada langit langit  atau dindingnya dipakai lapisan penyerap suara. Lapisan ini seperti  karton tebal dan permukaannya lobang–lobang. Cara lain untuk mengurangi  kegaduhan misalnya mesin mesin tik dibawahnya diberi alas karet busa  tipis. Untuk pesawat telepon, ada baiknya dibuatkan bilik kecil yang  dapat ditutup rapat. Dengan demikian, pembicaraan takkan terganggu oleh  suara mesin tik atau menggangu pegawai lain yang sedang bekerja. Ini  juga bermanfaat jika seorang pejabat harus membicarakan sesuatu yang  besifat rahasia sehingga tidak boleh didenganr pegawai sekelilingnya.
Suatu  cara yang akhir akhir ini dijalankan diluar negeri untuk menambah  efesiensi kerja ialah penggunaan musik. Dari percobaan percobaan telah  terbukti bahwa lagu-lagu yang tenang dan lembut dapat mengurangi  ketegangan syaraf dan kebosanan serta menambah kegembiraan kerja.
3.7 Perpindahan Kantor
Suatu  ruang kantor sebaiknya tidak merupakan suatu benda mati yang tidak  dapat diubah lagi. Apabila suatu saat nanti suatu tata ruang ternyata  masih dapat diperbaiki, hendaknya pimpinan tidak ragu–ragu untuk  menyempurnakan. Sebaiknya secara berkala dilakukan peninjauan terhadap  tata ruang kantor, misalnya setiap tahun sekali. Hal ini berlaku apabila  tidak ada sesuatu perubahan mengenai kantor / organisasi yang  bersangkutan. Apabila pada suatu saat terjadi perubahan yang mempunyai  pengaruh terhadap kantor itu, peninjauan kembali merupakan keharusan.
Hal–hal yang umumnya mengharuskan perpidahan kantor ialah :
a. penambahan atau pengurangan pegawai pada kantor yang bersangkutan
b. penambahan atau penggatian perabot kantor atau alat alat kerja lainnya
c. perubahan mengenai proses penyelesaian suatu pekerjaan
d.  penambahan, pengurangan atau perubahan tugas pekerjaan pada satuan yang  bersangkutan, baik mengenai macamnya maupun kuantitasnya
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada  sebagian besar organisasi, manejer mempunyai kecenderungan lebih banyak  kemampuan daripada karyawan lain untuk merencanakan dan merancang  layout. Alasan ini dikarenakan manajer lebih akrab dengan banyak faktor  yang harus dipertimbangkan dalam proses perencanaan dan desain. Tidak  ada karyawan lain yang mungkin seakrab itu dengan pola aliran kerja dan  proses komunikasi organisasi secara luas.
Proyek layout melibatkan  lebih dari sekedar meletakkan fitur dan peralatan pada area yang  disediakan. Perusahaan yang mengaggap bahwa proyek layout hanya sekedar  mengatur furnitur dan peralatan akan menyadari bahwa hasilnya tidak  seperti yang diharapkan. Satu satunya cara untuk memperbaiki adalah  dengan memperhatikan faktor lain yang mempengaruhi layout kantor dan  membuat perubahan yang diperlukan. Kecuali, manajer itu mempunyai  latihan mendesain layout kantor secara dalam, manajer sebaiknya  berkonsultasi demgam orang yang mempunyai keahlian di bidang tersebut.  Biaya konsultasi mungkin akan lebih efisien dan menghasilkan layout yang  lebih efektif sejak awal. Dibandingkan dengan layout yang dikembangkan  dengan proses percobaan yang lama.
Pengalaman dan pengetahuan yang  dimiliki membuat manajer layak dan mampu membantu perusahaan dalam  mendesain lingkungan yang efektif. Tidak hanya karyawan yang mungkin  lebih akrab dengan komponen dasar lingkungan yang efektif. Pada banyak  instansi, lingkungan tempat mereka bekerja akan berpengaruh lebih banyak  dari pada layout tempat mereka. Kecuali beberapa elemen dasar  manajemen, lingkungan kerja akan berpegnaruh cukup besar terhadap  tingkat produktivitas karyawan dibandingkan faktor lainnya.
Lingkungan  yang efektif adalah lingkungan yang seimbang, dalam arti meningkatkan 1  elemen lingkungan sedangkan elemen yang lain mengecewakan akan membuat  hasil tidak sesuai dengan karyawan yang diharapkan. Untuk itu, pemahaman  dan pengertian akan kebutuahn fisik dan psikologi karywaan, yang dapat  dipenuhi dengan penciptaan lingkungan kerja yang kondusif, akan membantu  pegawai mencapai tingkat produktivitas yang diinginkan.
4. TATA RUANG KANTOR DAN LINGKUNGAN (FISIK) KANTOR
Diposting oleh
septiani
 | 
            	
Label:
lingkungan fisik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)







 
0 komentar:
Posting Komentar