septiani's blog. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

1. Budi Hartono


SIMPUL - Pengusaha kakap dan konglomerat kembali menghiasi daftar 150 orang terkaya di Indonesia (150 Richest) versi majalah bahasa Inggris Globe Asia yang dirilis kemarin (26/5). Meski total kekayaan hampir semua taipan itu turun ketimbang 2008, daftar sepuluh besar orang terkaya di tanah air tahun ini tetap didominasi wajah-wajah lama.

Dalam daftar terbaru Globe Asia yang terbit awal pekan ini, peringkat sepuluh besar orang terkaya di negeri ini tidak terlalu banyak berubah.
''Globe Asia memprediksi, 2010 akan menjadi tahun yang lebih cemerlang bagi para orang kaya ini seiring dengan pulihnya perekonomian dan berimbas pada menggeliatnya kembali bisnis mereka,'' tulis majalah milik kelompok usaha Lippo Group itu.

Dalam daftar itu, kursi orang terkaya Indonesia tahun ini diduduki bos pabrik rokok Djarum, Budi Hartono. Dengan kekayaan senilai USD 4,1 miliar, saat ini dia gencar melebarkan sayap bisnis di sektor properti dan pusat perbelanjaan, seperti Grand Indonesia. Meski demikian, pundi-pundi kekayaan Budi Hartono tahun ini terpangkas sekitar USD 2,7 miliar jika dibandingkan pada 2008 yang mencapai USD 6,8 miliar.

Posisi orang terkaya kedua di tanah air diduduki konglomerat dan pemilik kelompok usaha Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja, dengan nilai kekayaan USD 3,2 miliar. Sebagaimana Budi hartono, nilai kekayaan Eka Tjipta juga terpangkas USD 600 juta jika dibandingkan dengan 2008 yang mencapai USD 3,8 miliar.

Orang terkaya Indonesia pada era Orde Baru Sudono Salim atau Liem Sioe Liong, dengan bendera kelompok usaha Salim Group, menempati posisi tiga besar dengan nilai kekayaan USD 2,68 miliar. Tahun ini nilai kekayaan Om Liem -sapaan Sudono Salim- terpangkas USD 360 juta daripada tahun sebelumnya USD 3,04 miliar.

Predikat orang terkaya keempat digenggam Putera Sampoerna. Bos kelompok usaha Sampoerna Capital itu memiliki kekayaan USD 2,2 miliar. Taipan yang menjual sahamnya di PT HM Sampoerna Tbk ke Philip Morris Inc itu tahun ini juga kehilangan kekayaan USD 180 juta ketimbang 2008 yang mencapai USD 2,42 miliar.

Yang turun paling drastis adalah total kekayaan Aburizal Bakrie. Tahun ini bos Grup Bakie itu berada di peringkat kelima dengan nilai kekayaan tinggal USD 1,85 miliar atau merosot hampir 80 persen ketimbang 2008. Tahun lalu pundi-pundi kekayaan pengusaha yang kini menjabat Menko Kesra itu USD 9,2 miliar atau terbesar. Majalah Forbes pernah menempatkan dia sebagai orang terkaya di Indonesia pada 2007.

Daftar yang dirilis Globe Asia tersebut berbeda dengan daftar konglomerat yang dirilis Forbes beberapa waktu lalu. Dalam daftar orang terkaya di dunia versi Forbes, setidaknya ada lima taipan Indonesia yang masuk.

Misalnya, Michael Hartono, 69, berada di urutan ke-430 dengan nilai kekayaan USD 1,7 miliar. Dia bersanding dengan R. Budi Hartono, 68, dengan nilai kekayaan sama, USD 1,7 miliar.

Peringkat ke-450 ditempati Sukanto Tanoto, 59, dengan nilai kekayaan USD 1,6 miliar. Kemudian, di peringkat ke-522 ada Martua Sitorus, 49, dengan nilai kekayaan USD 1,4 miliar. Peringkat ke-701 diduduki Peter Sondakh, 57, dengan kekayaan USD 1 miliar.

Dalam daftar Globe Asia kali ini, Peter Sondakh berada di posisi kesebelas dengan nilai kekayaan USD 845 juta, atau turun jika dibandingkan dengan 2008 sebesar USD 1 miliar.

Pengusaha Sandiaga Salahuddin Uno, 40, tahun ini justru masuk sebagai orang paling kaya termuda. Mantan Ketua Hipmi (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) itu berada di posisi ke-58 dengan kekayaan USD 220 juta.

Lalu Mara Satria Wangsa, staf khusus Menko Kesra Aburizal Bakrie, tidak bersedia menanggapi daftar itu. Begitu pula soal penurunan drastis kekayaan Ical, panggilan Aburizal Bakrie. ''Saya tidak usah komentar ya,'' katanya singkat saat dihubungi tadi malam (26/5).

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Mohamad S. Hidayat juga tidak berbicara banyak soal daftar itu. Nama Hidayat termasuk dalam daftar 150 orang terkaya tersebut. Dia berada di urutan ke-117 dengan nilai kekayaan USD 92,5 juta.

Hidayat menyatakan tidak mengetahui parameter yang dipakai dalam menghitung kekayaan tersebut. ''Itu hak mereka. Saya juga tidak pernah mengisi kuesioner apa pun. Hanya, tiga bulan lalu, saya pernah jadi cover majalah itu,'' terangnya ketika dihubungi Jawa Pos tadi malam.

Kendati begitu, Hidayat mengakui bahwa pada masa krisis seperti saat ini, banyak pengusaha yang kekayaannya tergerus. Itu terutama terjadi pada pengusaha yang selama ini bergantung kepada pasar ekspor. Sementara pengusaha di sektor hasil bumi, pertambangan, dan migas (minyak dan gas) tidak akan terpengaruh. ''Ada kemungkinan tidak terlalu berubah kekayaan mereka,'' ujarnya.

Prabowo Subianto, calon wakil presiden (wapres) dari Partai Gerindra, yang memiliki kekayaan Rp 1,6 triliun (sekitar USD 160 juta), sesuai dengan laporan ke KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), tidak masuk daftar itu. Padahal, kekayaan Prabowo melebihi Jusuf Kalla yang tercatat USD 132 juta. Adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, justru masuk daftar itu dengan nilai kekayaan USD 850 juta (sekitar Rp 8,5 triliun).

Orang dekat Prabowo, Fadli Zon, menyatakan tidak tahu mengapa Prabowo tidak masuk daftar itu. Menurut dia, yang tahu parameter penghitungan hanya Globe Asia. ''Tapi, Pak Prabowo memang tak tertarik untuk mengumumkan kekayaannya demi pemeringkatan seperti itu,'' katanya. Wakil ketua umum Gerindra itu tidak mau mengomentari soal masuknya Hashim dalam daftar tersebut. (owi/wir/dwi)

Sumber: http://www.jawapos.com/halaman/index.php?act=detail&nid=71648

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar